24.12.08

Menengok Bali







Minggu, 21 Desember 2008

Pukul 13:10 Garuda terbang bersamaku menuju Bali. Cuaca tidak begitu bersahabat, hujan sedikit gerimis dan awan menggelayut mendung... ceritanya aku hendak berlibur.. dan ingin mengenang kembali semasa aku pernah 5 tahun tinggal di Denpasar.
Begitu selesai hidangan habis disantap, Garuda pun bersiap-siap "landing"... tampak laut Benoa dari kejauhan... di mana dulu aku pernah ke Benoa mengantarkan "rombongan" untuk snorkling dan pernah juga dinner di kapal pesiar... hmm itu dulu... kenangan yang tak terlupakan.

Setelah check in di hotel dekat Kuta, segera aku sholat, bersyukur bahwa Yang Maha Kuasa masih memberiku kesempatan "menengok" Bali lagi.
Sebelum sunset, aku bergegas ke pantai yang jaraknya tidak jauh dari kamar... tak lupa kubawa pula kamera digital agar aku masih bisa mengabadikan keajaiban dunia di tepi pantai yang damai... Kupandangi matahari yang segera akan "pergi", langit yang tadinya begitu "sendu" tiba-tiba terasa hangat dan awan sedikit menyibakkan gumpalannya sehingga tampaklah sang mentari dengan sinar lembayungnya... menyapaku ..... om swastiastu... aku terpana... kapan terakhir aku menyaksikan kekuasaanMu ya Allah? lalu mentari dengan sekejap kerdipan mata tenggelam dalam kegelapan malam.

Aku dikejutkan oleh suara Adek yang muncul dari pantai ... dia baru saja selesai berenang... aku katakan kalau waktu magrib begitu cepatnya.. ayo kita segera ke kamar....... kataku, tapi tiba-tiba ada suara si mbok dengan langkah tergesa-gesa sambil bicara ... ndak apa ... Bali aman.... bom ja baru dua kali... diulang-ulangnya kata-kata itu sambil terus berjalan.... hmmm rupanya si mbok pantai ini hanya ingin menyuarakan isi hatinya kepada pengunjung ... tapi aku menangkap suara kegundahan di lubuk hatinya...

Wah... perutku terasa lapar... tumben kok aku ingin makan malam di restoran Taliwang, lalu aku ke sana dan kupuaskan rasa kangenku itu ayam bakar taliwang dan plecing kangkung yang pedas menggugah selera... nikmat sekali, kangkung Lombok yang renyah dan gurihnya kacang tanah lokal.. kecil-kecil tapi garing dan manis alami.

Malamnya.. aku mengantuk sekali. Hanya ngobrol sebentar... lalu pulas....

Senin, 22 Desember 2008

Jam alarmku bunyi.. di jamku menunjukkan pukul 04:30.. aku baru sadar kalau Bali jamnya tambah 1... artinya ini sudah pk. 05:30... Astagfirullah... aku loncat segera ambil wudhu......
Selesai sholat aku ke teras sambil menyeduh teh dan makan roti yang kubeli semalam di Pepito Supermarket. Sambil memandang ke arah kolam renang, aku disapa .....Good morning!..... mungkin bli ini mengira aku orang asing, aku jawab ... Selamat pagi...... he he he....
Adek bangun lalu dia menciumku dan dengan manja membujukku agar aku mau menemaninya lagi berenang di pantai... aku katakan kalau pagi ini aku ada urusan yang harus kuselesaikan.... tapi aku pun berjanji kalau urusanku sudah selesai aku bersedia ke pantai lagi...
Hari ini awan terus mendung dan hujan gerimis... padahal aku pun ingin menengok saudaraku yang kebetulan sedang berada di Dalung Permai.
Urusanku selesai lalu aku makan siang dan kali ini karena untuk menghemat waktu, aku makan saja di restoran piza, rasa biasa dan pelayanannya lambat..... aku benar-benar merasa kesal atas jawaban pramusaji restoran itu bahwa pesananku belum dibuat karena komputernya sedang ada gangguan... padahal aku menunggu sudah 1 jam lebih... pengunjung lainpun sempat kudengar keluhannya... aku pikir.... manusia ini aneh.... untuk hal sepele seperti itu kenapa harus begitu bergantung kepada teknologi canggih macam komputer segala? Kenapa tidak lantas berpikir, kalau komputer kan hanya sebuah alat... kalau rusak ... apa tidak bisa dimanualkan saja? apa susahnya dengan menulis pakai nota dan pena? Dari kejadian ini aku berpikir bahwa ilmu teknologi secanggih apa pun kalau manusianya juga tidak canggih ya... mubazir....
HP ku berbunyi beberapa kali, tanda ada sms yang masuk.... oh ...rupanya aku diingatkan kalau hari ini Hari Ibu..... dengan berbagai puisi dan kata-kata bijak untuk ibu... aku pun membalasnya dengan ucapan yang sama kepada semua yang mengirimku: "oooohhhhhh.... ya...? Aku lupa kalau hari ini hari Ibu.....Selamat Hari Ibu juga ya... terima kasih atas perhatian dan do'anya, semoga kita bisa jadi wonder woman sampai akhir hayat.... ha ha ha...." Padahal "pendamping" setiaku (sampai saat ini) ... meledekku dan berbicara seolah-olah sedang berpidato... "........... Hari Ibu itu tidak sama dengan mother's daaay......." dengan gaya bibir di doer-doerkan..... (hi hi hi), dan ke dua buah hatiku yang pada smart smart tidak ada yang ingat juga tuh.... Aku memang menanggapi hal ini sebagai sebuah trend saja, biasalah orang kita suka meniru apa yang diciptakan orang lain merasa lebih baik dari pada yang kita miliki sendiri..

Sore pun tiba.. gerimisnya sudah hilang berganti hujan lebat.(???).... padahal malam ini aku diundang makan malam di resto Jepang, tapi aneh nafsu makanku tidak seperti biasanya... makanku pun tidak banyak yang kupilih hanya yaki udon, ikan sasumo & susi (eh... banyak juga ya?). Aku ngobrol dengan teman lamaku yang dia bilang... "rasanya aku tidak bertemu kamu ada 10 tahun".... ha ha ha.... masa? kamu lupa? aku kan terakhir meninggalkan Bali tahun 2005 lho... Selama ini memang aku sering "sembunyi-sembunyi" darinya kalau ke Bali pun paling hanya sehari atau bahkan pernah pulang hari.. bukan apa-apa sih.... dia itu terlalu baik.. jadi aku sering sungkan takut merepotkan... Aku bilang, aku tak kan bisa melupakan Bali, karena aku pernah tinggal di Denpasar. Aku pernah merasa susah dan senang di sana.. dan aku pun orang yang tahu diri bahwa tanah Bali adalah untuk orang Bali, tak kan pernah terlintas untuk memiliki tanah di sana. Cukup bagiku bahwa Bali adalah Bali tempatku untuk singgah............
Temanku menatapku seperti tidak mampu berucap.... hey... kenapa aku berpikir begitu?

Selasa, 23 Desember 2008

Aku berjalan-jalan pagi di sepanjang pantai, mulai dari hotel sampai ke pantai Kuta. Pagi itu belum banyak orang di pantai, si guguk pun tidak sedang berkeliaran tapi masih meringkukkan tubuhnya di gundukan pasir, masih pules rupanya.... Adek menanyakan kenapa mereka masih tidur.... aku jawab saja sekenanya.... "oh... mungkin dia capek habis begadang".....
Aku duduk di pinggir sebuah pohon sambil menatap ombak laut tipis dan beriak-riak... dan aku pun mencoba jajan bubur kacang hijau.. dicampur ketan putih berbentuk bola-bola... terasa hangat rasa jahe.. yah ... lumayan dengan 3 ribu rupiah mau minta yang enak?....
Pulang ke hotel... kepalaku kok agak puyeng?... aku tiduran saja di kamar, sementara Adek nonton film kartun. Aku heran dia tidak mau berenang lagi... katanya dia merasa "risih"" di kolam renang isinya "bule" semua...kasihan jadi orang kita kalau di Kuta.
Sempat juga aku berpikir bahwa selama tinggal di hotel belum ada tamu atau orang kita yang datang lagi, tapi selalu orang asing, bahkan kalau breakfast yang jadi orang asingnya malah kita sendiri.. Lalu aku ingat sama penulis Bali I Gde Aryantha Soethama dalam bukunya "Basa Basi Bali", Oktober 2002, bahwa Bali kini banyak yang lupa diri, karena mereka mengejar uang. Orang Bali ingin daerahnya disulap dari sederhana menjadi kaya, lalu berlomba berbisnis turisme tanpa pikir panjang, sehingga manusia Bali tenggelam dalam perjalanan kehilangan kepolosannya, menuju lenyapnya pesona mereka sebagai manusia-manusia yang unik dan otentik, menjadi sama : manusia uang. Sungguh ironis. Bali bukan milik orang Bali, orang Bali hanya sekedar menjalankan "ritual-ritual", tapi yang memilikinya bukan orang Bali......tapi aku berharap kembalikanlah Bali kepada yang haknya....
Selamat tinggal Bali.... sampai jumpa lain waktu.... om shanti shanti shanti om.......

Garuda,.... landing posisition..... disambut hujan lebat, pesawat pun turun dengan mulus. Alhamdulillah.. Lelahku pun belum selesai karena di pesawat tidak bisa istirahat apalagi tidur.. karena rupanya di cabin banyak anak-anak yang dibawa orangtuanya ke Jakarta, dan yang "aneh" pramugari memberi mainan boneka plastik yang kalau ditekan akan bunyi .... ngak...ngik...ngak....ngik... bayangkan? ruang kabin berisik persis kayak pasarrrrr....(????) aku harus antri lagi untuk naik taksi pulang ke rumah. Hujan pun terus mengiringiku sampai di rumah, setelah itu aku pun tidur dan berharap mimpi yang baik-baik saja...