29.12.08

Yang Kualami Tahun 2008





Libur smester I, masih di bulan Februari, buah hatiku melaksanakan sunnah Rasulullah Saw.
dr. H. Rasyidi, dokter ahli yang melakukan "tindakan" datang ke rumah. Aku pun mengadakan acara syukuran yang dihadiri oleh anggota keluargaku, tampak nenekda tercinta turut menyaksikan memotong tumpeng.. Alhamdulillah ya Allah, kami semua telah diberi kesempatan melaksanakannya dengan selamat dan lancar.

Bulan Februari 2008, saat buah hatiku hadir disisiku, bunga "wijaya kusuma"ku semua mekar di malam hari.. bunga putih nan cantik dan semerbak harum baunya.. tak henti-hentinya aku bersyukur kepada Sang Pencipta.. sempurna....
Namun semua keindahan ini hanya semalam, besok paginya ketika mentari pagi menyinariku... bunga indah ini terkulai layu. Kutatap dan kumengerti bahwa bunga ini telah mengajarkan kepadaku "tidak ada yang abadi" di jagat ini.

Buah hatiku sedang berlibur di Jakarta, tampak bersamaku di tempat penyeberangan Trans Jakarta di Dukuh Atas.. dan ini adalah pengalaman pertama mencoba bis kebanggaan warga Jakarta..

Bulan September dan Oktober 2008

Buah hatiku berpuasa penuh dan berlebaran di Jakarta, dan ini baru dilakukan setelah 3 tahun berturut-turut tidak melakukannya bersamaku, aku begitu bahagia..... dan bisa berlebaran mengunjungi nenek dan semua saudaraku di Bandung.
Aku mendapat hadiah ulang tahun sebuah dompet Kenzo warna krem kesukaanku, terima kasih ya....
Bulan Oktober aku sekeluarga ke Yogyakarta, tujuan utamanya karena ada reuni Padmanaba, di mana penyelenggaranya adalah teman-teman mas Poeng.
Sedangkan tujuan utamaku adalah ingin membuat foto keluarga karena sudah seperempat abad usia pernikahanku, dan aku sekeluarga di "vermak" oleh asistennya Mbak Tinuk Rifky.... aduh... aku jadi nggak kenal siapa diriku nih.... saking bedanya .... Terima kasih lho.....

November dan Desember 2008

Awal November aku ke Bali karena kebetulan mas Poeng ada tugas ke sana, sedangkan Ki-kun dan aku hanya "nebeng" menginap di hotelnya aja...
Aku ke toko Sonia dan sempat membeli beberapa syal, dan asesoris rambut yang dibuat dari kepompong ulat sutra kubeli saat menunggu waktu "boarding" di Ngurah Rai.

Desember ini, aku jadi rajin menulis di blog. Belajar menuangkan ide dan belajar mengasah kemampuan daya ingat juga sih...
Sebelum Natal aku pun sempat ke Bali lagi. Kangen aja....
Yah... kayaknya aku banyak yang puas dengan perjalanan ini. Selamat jalan 2008. Aku tahu dan terima kasih karena 2008 mengantarkanku untuk menemui tahun depan.

25.12.08

Kunjungan

Denpasar, 21/12/2008
Senin sore aku ramai-ramai ke Dalung Permai, cuma mau nengok Chessa, ini dia fotonya ... cucu yang lucuuuuuw... aku tidak bisa lama-lama karena harus ke Kuta lagi ada undangan すしてい ぢんえ。。。。。。おいし ne....

24.12.08

Menengok Bali







Minggu, 21 Desember 2008

Pukul 13:10 Garuda terbang bersamaku menuju Bali. Cuaca tidak begitu bersahabat, hujan sedikit gerimis dan awan menggelayut mendung... ceritanya aku hendak berlibur.. dan ingin mengenang kembali semasa aku pernah 5 tahun tinggal di Denpasar.
Begitu selesai hidangan habis disantap, Garuda pun bersiap-siap "landing"... tampak laut Benoa dari kejauhan... di mana dulu aku pernah ke Benoa mengantarkan "rombongan" untuk snorkling dan pernah juga dinner di kapal pesiar... hmm itu dulu... kenangan yang tak terlupakan.

Setelah check in di hotel dekat Kuta, segera aku sholat, bersyukur bahwa Yang Maha Kuasa masih memberiku kesempatan "menengok" Bali lagi.
Sebelum sunset, aku bergegas ke pantai yang jaraknya tidak jauh dari kamar... tak lupa kubawa pula kamera digital agar aku masih bisa mengabadikan keajaiban dunia di tepi pantai yang damai... Kupandangi matahari yang segera akan "pergi", langit yang tadinya begitu "sendu" tiba-tiba terasa hangat dan awan sedikit menyibakkan gumpalannya sehingga tampaklah sang mentari dengan sinar lembayungnya... menyapaku ..... om swastiastu... aku terpana... kapan terakhir aku menyaksikan kekuasaanMu ya Allah? lalu mentari dengan sekejap kerdipan mata tenggelam dalam kegelapan malam.

Aku dikejutkan oleh suara Adek yang muncul dari pantai ... dia baru saja selesai berenang... aku katakan kalau waktu magrib begitu cepatnya.. ayo kita segera ke kamar....... kataku, tapi tiba-tiba ada suara si mbok dengan langkah tergesa-gesa sambil bicara ... ndak apa ... Bali aman.... bom ja baru dua kali... diulang-ulangnya kata-kata itu sambil terus berjalan.... hmmm rupanya si mbok pantai ini hanya ingin menyuarakan isi hatinya kepada pengunjung ... tapi aku menangkap suara kegundahan di lubuk hatinya...

Wah... perutku terasa lapar... tumben kok aku ingin makan malam di restoran Taliwang, lalu aku ke sana dan kupuaskan rasa kangenku itu ayam bakar taliwang dan plecing kangkung yang pedas menggugah selera... nikmat sekali, kangkung Lombok yang renyah dan gurihnya kacang tanah lokal.. kecil-kecil tapi garing dan manis alami.

Malamnya.. aku mengantuk sekali. Hanya ngobrol sebentar... lalu pulas....

Senin, 22 Desember 2008

Jam alarmku bunyi.. di jamku menunjukkan pukul 04:30.. aku baru sadar kalau Bali jamnya tambah 1... artinya ini sudah pk. 05:30... Astagfirullah... aku loncat segera ambil wudhu......
Selesai sholat aku ke teras sambil menyeduh teh dan makan roti yang kubeli semalam di Pepito Supermarket. Sambil memandang ke arah kolam renang, aku disapa .....Good morning!..... mungkin bli ini mengira aku orang asing, aku jawab ... Selamat pagi...... he he he....
Adek bangun lalu dia menciumku dan dengan manja membujukku agar aku mau menemaninya lagi berenang di pantai... aku katakan kalau pagi ini aku ada urusan yang harus kuselesaikan.... tapi aku pun berjanji kalau urusanku sudah selesai aku bersedia ke pantai lagi...
Hari ini awan terus mendung dan hujan gerimis... padahal aku pun ingin menengok saudaraku yang kebetulan sedang berada di Dalung Permai.
Urusanku selesai lalu aku makan siang dan kali ini karena untuk menghemat waktu, aku makan saja di restoran piza, rasa biasa dan pelayanannya lambat..... aku benar-benar merasa kesal atas jawaban pramusaji restoran itu bahwa pesananku belum dibuat karena komputernya sedang ada gangguan... padahal aku menunggu sudah 1 jam lebih... pengunjung lainpun sempat kudengar keluhannya... aku pikir.... manusia ini aneh.... untuk hal sepele seperti itu kenapa harus begitu bergantung kepada teknologi canggih macam komputer segala? Kenapa tidak lantas berpikir, kalau komputer kan hanya sebuah alat... kalau rusak ... apa tidak bisa dimanualkan saja? apa susahnya dengan menulis pakai nota dan pena? Dari kejadian ini aku berpikir bahwa ilmu teknologi secanggih apa pun kalau manusianya juga tidak canggih ya... mubazir....
HP ku berbunyi beberapa kali, tanda ada sms yang masuk.... oh ...rupanya aku diingatkan kalau hari ini Hari Ibu..... dengan berbagai puisi dan kata-kata bijak untuk ibu... aku pun membalasnya dengan ucapan yang sama kepada semua yang mengirimku: "oooohhhhhh.... ya...? Aku lupa kalau hari ini hari Ibu.....Selamat Hari Ibu juga ya... terima kasih atas perhatian dan do'anya, semoga kita bisa jadi wonder woman sampai akhir hayat.... ha ha ha...." Padahal "pendamping" setiaku (sampai saat ini) ... meledekku dan berbicara seolah-olah sedang berpidato... "........... Hari Ibu itu tidak sama dengan mother's daaay......." dengan gaya bibir di doer-doerkan..... (hi hi hi), dan ke dua buah hatiku yang pada smart smart tidak ada yang ingat juga tuh.... Aku memang menanggapi hal ini sebagai sebuah trend saja, biasalah orang kita suka meniru apa yang diciptakan orang lain merasa lebih baik dari pada yang kita miliki sendiri..

Sore pun tiba.. gerimisnya sudah hilang berganti hujan lebat.(???).... padahal malam ini aku diundang makan malam di resto Jepang, tapi aneh nafsu makanku tidak seperti biasanya... makanku pun tidak banyak yang kupilih hanya yaki udon, ikan sasumo & susi (eh... banyak juga ya?). Aku ngobrol dengan teman lamaku yang dia bilang... "rasanya aku tidak bertemu kamu ada 10 tahun".... ha ha ha.... masa? kamu lupa? aku kan terakhir meninggalkan Bali tahun 2005 lho... Selama ini memang aku sering "sembunyi-sembunyi" darinya kalau ke Bali pun paling hanya sehari atau bahkan pernah pulang hari.. bukan apa-apa sih.... dia itu terlalu baik.. jadi aku sering sungkan takut merepotkan... Aku bilang, aku tak kan bisa melupakan Bali, karena aku pernah tinggal di Denpasar. Aku pernah merasa susah dan senang di sana.. dan aku pun orang yang tahu diri bahwa tanah Bali adalah untuk orang Bali, tak kan pernah terlintas untuk memiliki tanah di sana. Cukup bagiku bahwa Bali adalah Bali tempatku untuk singgah............
Temanku menatapku seperti tidak mampu berucap.... hey... kenapa aku berpikir begitu?

Selasa, 23 Desember 2008

Aku berjalan-jalan pagi di sepanjang pantai, mulai dari hotel sampai ke pantai Kuta. Pagi itu belum banyak orang di pantai, si guguk pun tidak sedang berkeliaran tapi masih meringkukkan tubuhnya di gundukan pasir, masih pules rupanya.... Adek menanyakan kenapa mereka masih tidur.... aku jawab saja sekenanya.... "oh... mungkin dia capek habis begadang".....
Aku duduk di pinggir sebuah pohon sambil menatap ombak laut tipis dan beriak-riak... dan aku pun mencoba jajan bubur kacang hijau.. dicampur ketan putih berbentuk bola-bola... terasa hangat rasa jahe.. yah ... lumayan dengan 3 ribu rupiah mau minta yang enak?....
Pulang ke hotel... kepalaku kok agak puyeng?... aku tiduran saja di kamar, sementara Adek nonton film kartun. Aku heran dia tidak mau berenang lagi... katanya dia merasa "risih"" di kolam renang isinya "bule" semua...kasihan jadi orang kita kalau di Kuta.
Sempat juga aku berpikir bahwa selama tinggal di hotel belum ada tamu atau orang kita yang datang lagi, tapi selalu orang asing, bahkan kalau breakfast yang jadi orang asingnya malah kita sendiri.. Lalu aku ingat sama penulis Bali I Gde Aryantha Soethama dalam bukunya "Basa Basi Bali", Oktober 2002, bahwa Bali kini banyak yang lupa diri, karena mereka mengejar uang. Orang Bali ingin daerahnya disulap dari sederhana menjadi kaya, lalu berlomba berbisnis turisme tanpa pikir panjang, sehingga manusia Bali tenggelam dalam perjalanan kehilangan kepolosannya, menuju lenyapnya pesona mereka sebagai manusia-manusia yang unik dan otentik, menjadi sama : manusia uang. Sungguh ironis. Bali bukan milik orang Bali, orang Bali hanya sekedar menjalankan "ritual-ritual", tapi yang memilikinya bukan orang Bali......tapi aku berharap kembalikanlah Bali kepada yang haknya....
Selamat tinggal Bali.... sampai jumpa lain waktu.... om shanti shanti shanti om.......

Garuda,.... landing posisition..... disambut hujan lebat, pesawat pun turun dengan mulus. Alhamdulillah.. Lelahku pun belum selesai karena di pesawat tidak bisa istirahat apalagi tidur.. karena rupanya di cabin banyak anak-anak yang dibawa orangtuanya ke Jakarta, dan yang "aneh" pramugari memberi mainan boneka plastik yang kalau ditekan akan bunyi .... ngak...ngik...ngak....ngik... bayangkan? ruang kabin berisik persis kayak pasarrrrr....(????) aku harus antri lagi untuk naik taksi pulang ke rumah. Hujan pun terus mengiringiku sampai di rumah, setelah itu aku pun tidur dan berharap mimpi yang baik-baik saja...

12.12.08

Cihampelas Yang Kukenang



Rumahku dulu di Jalan Cihampelas No. 99 Bandung. Rumah bernomor "hoki"................ Di seberang jalan itu ada jalan kecil bertangga ke bawah menuju perkampungan yang biasa dikenal dengan nama Cimaung, aku sering main ke sana karena disuruh kakakku untuk mengambil telur ular....... katanya untuk dibuat gelasan, yaitu untuk menebalkan benang untuk main layangan.. agar benangnya kuat. jadi lawannya keok..... (baca : kalah). Sebenarnya aku merasa takut dan ngeri lihat ular .... tapi nyatanya aku lebih takut pada kakakku ketimbang ular... ha ha ha... (maaf kakakku angker....). Benang-benang yang sudah diberi campuran aneh dan macem-macem itu lalu dikelantang dan dijemur berbaris dari satu batang pohon ke pohon yang berjauhan.. kalau sudah kering lalu digulung ke kaleng bekas kaleng susu... dan pernah suatu hari yang naas aku lari tanpa lihat kalau ada benang kakakku yang sedang dijemur itu.... sreeett..... leherku persis kena benang gelasan itu.... aduuhhh perihnya bukan kepalang....
Ah.. itu sekelumit cerita ....

Kalau sekarang aku mengunjungi kota Bandung, yang ada dalam hati hanyalah rasa penyesalan.... dan prihatin bangeet... kenapa Jalan Cihampelas yang dulu bersih, di kiri kanan jalan banyak pohon kina... rumah rumah dengan pekarangan yang luas dan banyak pepohonan, sekarang hanya tinggal kenangan... sekarang Jalan Cihampelas begitu kumuh... toko di mana-mana, sampah berserakan... macet... berisik... kasihan kota Bandung...

Ternyata mengurus peninggalan orang asing yang pernah menjajah kita, orang kita ini tidak bisa membuatnya menjadi lebih baik, lebih tertata, lebih bagus.... malah dirusak.. padahal di Bandung ini ada Perguruan Tinggi Jurusan Planologi ITB.... kok...????? kemana orang-orang pinter ini?

Ayo dong... bersinergi yang baiklah antara generasi muda dengan birokrat.. masa.. kita ini mau menghancurkan negeri sendiri?



11.12.08

Talenta

Apa sih talenta itu Mam? Tanya anakku dengan wajah yang lugu. Aku pun bertanya lagi.."kenapa Adek tanya itu?" Kata pak Guru, Adek tidak punya talenta... gambar Adek jelek..." Dengan nada datar, aku menjawab : .. memangnya Adek menggambar apa tadi?" Dengan sebelah tanggannya dia merogoh buku gambar dari dalam tasnya. Aku melihat gambar yang ...yah.. sulit kujelaskan... tapi memang.. bagaimana ya? tapi aku berusaha tidak mau untuk mengatakan jelek, tapi aku bilang: .. "maksudmu ini gambar apa Dek?". Tiba-tiba dengan marah sambil merebut kembali buku gambar itu, anakku bilang :..."sudahlah kalau Mama gak tahu.." Aku merasa bersalah menanyakan seperti itu. Raut wajahnya tampak kecewa sekali. Kalau sudah begitu aku sering kehilangan kata-kata untuk menghiburnya... paling-paling yang kulakukan diam dulu, lalu berpikir dengan tenang.

(Talenta, asal kata dari bahasa Inggris, talent, artinya sifat, kepandaian, dan pembawaan sejak lahir, lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka)

Suatu waktu di kelas sumi-e, aku rasanya hampir putus asa menggambar batang bambu karena begitu sulitnya menggoreskan kuas ke kertas, dan aku harus menggantinya dengan kertas baru (kertas untuk melukis seperti kertas lakmus tintanya cepat "bleber") jadi begitu kuas digoreskan harus segera dibentuk dan tidak boleh diulang... harus sekali... dan jadi...
Tapi sensei menyemangatiku :..... "to draw it, you have to try and try continuously, I have no expected to got it more than five years"..... Menurutnya, untuk belajar menggambar tidak perlu harus punya talent, asal ada kemauan yang keras untuk bisa, dan lingkungan yang mendukung, itu sudah cukup.

Aku ingat betul setiap "nasihat" dari siapa saja, malah aku pernah membaca tulisan Bapak Rhenald Kasali, penulis Re-Code Your Change DNA, yang menjelaskan kehidupan kaum Gypsy yang tidak bisa berubah atau pun diubah. Beliau menuliskan bahwa dalam ilmu genetika biologi, unsur pembawa sifat itu disebut DNA (Deoxiribo Nuclead Acid), namun untuk membentuk kembali diperlukan pemberian treatment pada kode-kode pembentuk DNA.
Yaitu menata kembali kode-kode sebuah sel pembentuk sebuah organ agar organ itu dapat menjalankan fungsinya seperti yang kita inginkan. Hal inilah yang membuat aku percaya bahwa betul kata Pak Rhenald bahwa patung indah yang terbelenggu oleh batu-batu pembentuknya, manusia juga terbelenggu oleh tradisi dan dogma.

Anakku memang tidak begitu tertarik dengan pelajaran menggambar, atau kegiatan yang kulakukan, tapi kegiatan fisik yang justru tampak bagiku adalah hal yang sangat melelahkan, bagi dia adalah hal yang menyenangkan, apalagi kalau diajak pamannya "outbound"...... Itulah kepandaian yang dimiliki anakku. Aku tidak mau memaksakan bahwa dia harus seperti aku.