11.12.08

Talenta

Apa sih talenta itu Mam? Tanya anakku dengan wajah yang lugu. Aku pun bertanya lagi.."kenapa Adek tanya itu?" Kata pak Guru, Adek tidak punya talenta... gambar Adek jelek..." Dengan nada datar, aku menjawab : .. memangnya Adek menggambar apa tadi?" Dengan sebelah tanggannya dia merogoh buku gambar dari dalam tasnya. Aku melihat gambar yang ...yah.. sulit kujelaskan... tapi memang.. bagaimana ya? tapi aku berusaha tidak mau untuk mengatakan jelek, tapi aku bilang: .. "maksudmu ini gambar apa Dek?". Tiba-tiba dengan marah sambil merebut kembali buku gambar itu, anakku bilang :..."sudahlah kalau Mama gak tahu.." Aku merasa bersalah menanyakan seperti itu. Raut wajahnya tampak kecewa sekali. Kalau sudah begitu aku sering kehilangan kata-kata untuk menghiburnya... paling-paling yang kulakukan diam dulu, lalu berpikir dengan tenang.

(Talenta, asal kata dari bahasa Inggris, talent, artinya sifat, kepandaian, dan pembawaan sejak lahir, lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka)

Suatu waktu di kelas sumi-e, aku rasanya hampir putus asa menggambar batang bambu karena begitu sulitnya menggoreskan kuas ke kertas, dan aku harus menggantinya dengan kertas baru (kertas untuk melukis seperti kertas lakmus tintanya cepat "bleber") jadi begitu kuas digoreskan harus segera dibentuk dan tidak boleh diulang... harus sekali... dan jadi...
Tapi sensei menyemangatiku :..... "to draw it, you have to try and try continuously, I have no expected to got it more than five years"..... Menurutnya, untuk belajar menggambar tidak perlu harus punya talent, asal ada kemauan yang keras untuk bisa, dan lingkungan yang mendukung, itu sudah cukup.

Aku ingat betul setiap "nasihat" dari siapa saja, malah aku pernah membaca tulisan Bapak Rhenald Kasali, penulis Re-Code Your Change DNA, yang menjelaskan kehidupan kaum Gypsy yang tidak bisa berubah atau pun diubah. Beliau menuliskan bahwa dalam ilmu genetika biologi, unsur pembawa sifat itu disebut DNA (Deoxiribo Nuclead Acid), namun untuk membentuk kembali diperlukan pemberian treatment pada kode-kode pembentuk DNA.
Yaitu menata kembali kode-kode sebuah sel pembentuk sebuah organ agar organ itu dapat menjalankan fungsinya seperti yang kita inginkan. Hal inilah yang membuat aku percaya bahwa betul kata Pak Rhenald bahwa patung indah yang terbelenggu oleh batu-batu pembentuknya, manusia juga terbelenggu oleh tradisi dan dogma.

Anakku memang tidak begitu tertarik dengan pelajaran menggambar, atau kegiatan yang kulakukan, tapi kegiatan fisik yang justru tampak bagiku adalah hal yang sangat melelahkan, bagi dia adalah hal yang menyenangkan, apalagi kalau diajak pamannya "outbound"...... Itulah kepandaian yang dimiliki anakku. Aku tidak mau memaksakan bahwa dia harus seperti aku.